Belajar untuk Bersyukur
Catatan Seorang Ikhwan ke: 17
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Alhamdulillah,
segala puji hanya milik Allah subhanahu wata’ala yang mana telah memberikan
nikmat sehat kepada kita, hingga kita bisa bertemu lagi dalam kesempatan penuh berkah
ini. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam yang telah manunjukan kita pada jalan
yang lurus, jalan yang menuju kebahagiaan dan keselamatan hidup didunia dan
akhirat.
Bro
and sis rahimakumullah, sudahkah kalian mengawali hari kalian dengan ucapan
syukur kepada Allah yang telah memberikan kalian kesempatan untuk hidup di
dunia ini. Dan masih memberikan kita waktu untuk memperbaiki diri dan keimanan
kita ini? Kalo belum, yuk kita ucapkan hamdalah bersama-sama (alhamdulillahi
rabbil ‘alamiin). Semoga Allah tak henti-hentinya memberikan kita kesehatan dan
terus memberikan kita hidayah agar selalu istiqomah berada di jalan-Nya,
aamiin.
Dalam
tulisan kali ini, seperti yang telah tertulis pada judul di atas, saya akan
membahasa tentang syukur. Yups, satu kata yang banyak orang lupa dan lalai
tatkala di beri nikmat. Kadang kita tidak menyadari bahkan memang tidak peduli
bahwa segala kenikmatan yang kita dapatkan itu tidak lain datangnya dari Allah.
Tapi
tatkala Allah menguji kita dengan berbagai musibah, tak sedikit dari kita yang
mengatakan bahwa ‘Allah itu tidak adil’. Inilah manusia-manusia yang saya pikir
tidak tau diri. Ketika Allah memberikannya nikmat, dia lupa kepada Allah, tapi tatkala
Allah mengujinya dia mengatakan ‘Allah tidak adil kenapa selalu memberikanku
cobaan yang berat ini. (Coba kalo aku seperti mereka dan mereka..)’ hidupnya
terlalu penuh dengan andai-andai.
Bro
and sis rahimukamullah. Semoga kita tidak termasuk kedalam golongan orang-orang
yang seperti itu. jika kita mau berfikir lagi tentu banyak banget nikmat Allah
yang wajib kita syukuri. Kita di kasih kedua mata yang tidak ada harganya
dibandingkan dengan harta. Coba kalo ada orang yang menginginkan kedua mata antum,
dia berani membeli mata antum dengan harga 1 milyar, apa antum sudi untuk
menjualnya? Masih kurang? Kita tambah lagi 100 milyar, apa antum mau menjualnya
demi uang 100 milyar? Tentu saja kita tidak akan pernah mau? Karena uang bisa
dicari, bukankah Allah telah mengatakan bahwa setiap makhluk yang ada dibumi
telah ditetapkan rezekinya masing-masing. Tapi mata, kita tidak akan bisa
menggantikannya dengan sesuatu apapun.
Itu
baru mata,. Masih ada kedua telinga, hidung dan berbagai nikmat lainnya yang
ada pada anggota tubuh kita ini yang patut kita syukuri. Tidak hanya itu,
kehadiran orang tua juga adalah suatu nikmat yang wajib disyukuri, coba lihat
mereka yang sudah tak memiliki orang tua betapa malangnya mereka. Mereka kadang
selalu berangan-angan ‘andaikan orang tuaku masih hidup tentu aku tidak akan
begini dan begini’. Apa pantas kita masih enggan untuk beryukur kepada Allah,
dengan masih dihadirkannya orang tua kita, lengkap masih dalam satu paket,
yaitu ibu dan ayah.
“Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS. Ar-rahman:13)
Bro
and sis rahimakumullah, jangan sampai hanya karena satu musibah atau sedikit
musibah yang meninmpa kita kemudian kita lupa segala nikmat yang Allah telah
berikan kepada kita. Ingat, sebesar apapun cobaan dari Allah, semata karena
Allah sayang sama kita. Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil dari berbagai
musibah yang menimpa kita. Musibah bisa menjadikan kita lebih dewasa, musibah
bisa menjadikan kita semakin sadar bahwa kita wajib mensyukuri segala kenikmatan
yang ada.
Betapa
besar anugerah dan nikmat Allah dari mulai yang terkecil sampai yang besar,
dari yang terlihat mata maupun yang tek terlihat, yang hanya dijangkau dan dijamah
oleh rasa dan mata hati. Andai kita mencoba untuk menghitung segala nikmat yang
telah Allah berikan kepada kita, tentu kita tidak akan sanggup menghitungnya.
Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat An-nahl ayat 18:
“dan jika kamu menghitung-hitung nikmat
Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah
benar-benar maha pengampun dan maha penyayang”
Seperti
yang telah saya sebutkan pada tulisan di atas, ada banyak hal-hal yang memang
kita harus syukuri daripada harus mengeluh dan mengeluh. Bahkan ada yang sampai
membagikan keluh kesah nya di jejaring sosial. (terus gue peduli gitu). Mending
kalo stautusnya dishare karena ingin meminta solusi dari permasalahnya. Lha
gimana kalo cuma gara-gara panas atau hujan aja pake di update segala.
Bukannnya disyukuri malah di cela. Ini sih namanya kufur nikmat. Dia gk
berfikir sih gimana rasanya kalo bumi ini terus-terusan diguyur hujan. Terus
gimana rasanya kalo bumi ini terus-terusan dilanda panas yang berkepanjangan,
gk ada hujan sama sekali. Kebayangkan?, itu hanya sekelumit saja dari phenomena
alay dijejaring sosial, masih banyak keluhan-keluhan lainnya yang bikin kita
jengkel dan geli membacanya.
Oke,
gk usah jauh-jauh ngomongin orang, kita bercermin aja dulu, mungkin diri kita
juga sama. Iya sama seperti mereka-mereka yang alay itu.. hihihi. Semoga bisa
diambil pelajaran dari apa yang saya tulis ini, dan semoga kita benar-benar
menjadi muslim yang pandai dalam mensyukuri nikmat dan anugerah Allah subhanahu
wata’ala. Sehiangga Ia akan semakin menambah nikmat dan anugerah-Nya kepada
kita, aamiin.
“Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu kufur akan
nikmat-Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Akhirnya,
terimakasih atas perhatiannya dan saya mohon maaf atas kesalahan dan kurang
lebihnya.
Wassalamu’alaikum
wr.wb.