Oleh:
Yusuf Khaerul Ikhwan
Banyak
hal-hal yang sering kita lakukan tanpa ada manfaatnya sama sekali. Kita terlalu
sibuk namun bukan disibukan dengan hal yang bermanfaat, yang justru malah
sebaliknya. Setiap orang memiliki waktu yang sama dalam hidupnya. Sebulan 30
hari, seminggu 7 hari, sehari 24 jam dan sejam 60 menit. Namun mengapa berbeda
dalam hal prestasi?
Berbicara
tentang prestasi kembali kepada diri masing-masing. Prestasi hanya didapat bagi
orang-orang yang rajin dan bekerja keras, dan bagi orang yang mampu
memanfaatkan waktu yang ada se-efektif mungkin. Mereka yang berprestasi adalah
mereka yang selalu melakukan perubahan disetiap waktu yang mereka miliki. Mereka
yang berprestasi bukanlah orang-orang yang malas. Mereka yang berprestasi bukan
orang-oranng yang tidak pernah memiliki waktu untuk belajar dan menambah
keilmuwan mereka.
Ilmu
memiliki peranan penting bagi kehidupan setiap orang. Segala aktivitas yang
kita lakukan harus selalu dengan ilmu. Tentu jika tanpa ilmu kita akan berbeda
dengan yang lainnya. Dari mulai cara kita berpakaian, mengendarai motor, dan
sebagainya semuanya membutuhkan ilmu. Ingatkah kita ketika kita masih kecil
bagaimana orang tua kita mengajari kita cara berpakaian yang benar itu gimana,
bahkan tidak jarang kita sering terbalik dalam memakai baju.
Itulah
ilmu, seiring bejalannya waktu banyak hal-hal yang tidak kita ketahui dalam
hidup ini. Namun seiring berjalannya waktu pula banyak hal-hal yang baru yang
kita temukan dalam hidup ini. Kita belajar apa yang tidak pernah kita ketahui
sebelumnya.
Belajar
dari teladan para ulama dan Salafus Shalih tentang kesungguhan mereka dalam
menuntut ilmu. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktunya sedetikpun untuk
hal-hal yang tidak ada faedahnya sama sekali. Syaikh Ali At-thanthowi, beliau
membaca 100-200 halaman setiap harinya. Jika dikalkulasikan dengan umur beliau
yang 70 tahun, berarti belau sudah membaca 5040.000 halaman buku. Dan artikelnya
yang telah dimuat dimedia masa sebanyak tiga belas ribu lembar.
Abu
Abdullah Al-Husain bin Ahmad Al-Baihaqi adalah seorang yang cacat yang tidak
memiliki jari tangan. Namun ia berusaha untuk menulis dengan meletakan kertas
ditahan dan menahan dengan kakinya. kemudian menulis dengan dua telapak
tangannya. Ia dapat menyelasaikan tulisan sebanyak 50 lembar dalam sehari.
Lihatlah
betapa kesungguhan mereka dalam memenfaatkan waktunya untuk ilmu. Bahkan sekalipun
dalam keadaan fisik yang tak sempurna, mereka tetap belajar dan menulis. Semoga
tulisan yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan mampu
memotivasi diri kita untuk lebih giat lagi dalam menuntut ilmu. Waktu yang kita
miliki itu sangat berharga walaupun cuma satu menit namun yang satu menit itu
jika telah berlalu maka tak bisa lagi untuk kita putar kembali.