Bagaimana pun baiknya kita berlaku baik, memang akan ada orang yang merasa bahwa kita tidak cukup baik baginya

Senin, 11 Maret 2013

SABAR TAK ADA BATAS


Harian Remaja REANTIK
Edisi 2/Tahun ke-1 (12 Maret 2013)
Penulis : Yusuf Khaerul Ikhwan


“SABAR TAK ADA BATAS”

Assalamualaikum wr.wb.
Hari ini kita akan ngebahas tentang sabar nih sob,. Sebenarnya apa sih arti sabar itu?. Pastinya sahabat muda  sudah pada tau dong,.. yups, bener banget.. sabar adalah menahan diri dari berkeluh kesah atas segala cobaan atau ujian yang diberikan Allah pada kita serta menahan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan.

Ada berbagai macam bentuk-bentuk kesabaran itu, yang di antaranya sabar dalam ketaatan kepada Allah. Seperti apa sih sabar dalam ketaatan kepada Allah itu? (kasih tau gak yaa..). jadi gini nih sob, secara tabiat jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan manusia sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah sholat. Apalagi habis pulang kerja tuh pasti kondisinya lelah banget, pengennya langsung ngegubrak aja ke kasur,.. hehe.. padahal sholat itu wajib loh sob, dalam keadaan apapun diri kita, mau capek, sakit, sedang di hutan, di laut, pokonya dimana saja sholat itu kudu di laksanain. (lha tapi ko dilaut?, ya iyalah kita sedang berada di tengah laut juga kalo udah waktunya untuk sholat itu tetap kewajiban yang harus dilaksanakan… hehe maksudnya sholatnya di atas perahu atau kapal laut gitu sob, kan sekarang mah banyak, dulu aja di Amerika ada orang yang sholat di atas mobil).

Terus yang kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Dan yang ketiga karena kaduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad. Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,.. (1) dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu keikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya’. (2) kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah ditengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunah-Nya. (3) kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.

Pada hakikatnya kesabaran itu tidak memiliki batas, sebagaimana ganjaran yang Allah sediakan bagi mereka, yang kesabarannya tiada batas. Allah berfirman: “sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-zumar: 10)

So, jika ada yang bilang bahwa “kesabarannya telah habis” itu gak bener sob, itu mah orangnya aja yang gampang putus asa. Padahalkan Allah udah menjanjikan pahala bagi mereka selalu bersabar. Dan sabar ini adalah suatu amalan yang agung, sampai-sampai Allah katakana bahwasanya Dia bersama orang-orang yang sabar. “dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Al-anfal: 46)

Dari ayat diatas dapat kita katakan, ketika kita memilih untuk tidak bersabar berarti kita udah memilih untuk melepaskan kebersamaan Allah, berupa rahmat dan perlindungan-Nya.

Saudaraku semuslim, sebangsa dan setanah air dimanapun kalian berada (asal jangan berada ditanah aja.. hehe, mati dong..). jadi jelaskan sob, kalau kesabaran itu tak ada batasnya. Bagi yang masih bilang kalau “kesabarannya udah habis” itumah hanya orang-orang yang putus asa aja. Nih ana punya kisah yang menarik buat nambah motivasi dan keimanan kita semua, kisah ini terjadi pada masa Rasulullah SAW.

Ketika diutusnya Rasulullah untuk menyampaikan kebenaran dari Allah dan mengeluarkan manusia dari gelapnya kesesatan yang menyelubungi kehidupan mereka. Berita tentang datangnya Nabi baru itu tak lepas juga dari perhatian ‘Amar bin Yasir. Kemudian dengan rasa penasaran ia mendatangi Rasulullah dirumah Arqom bin Arqom dan mendengarkan langsung wahyu yang diturunkan kepada beliau. Hatinya pun tertambat dan merasakan ketenangan yang tiada tara, yang menjadikan Allah membuka hatinya untuk memeluk Islam.

Setelah membaca dua kalimat syahadat, ia langsung menemui ibunya, summayah dan menawarkan agama baru itu kepada ibunya, Gayung pun bersambut, hati wanita tua yang telah lama kosong itupun disinari cahaya Illahi. Tanpa keraguan sedikitpun, begitu juga suaminya, Yasir, yang juga bersegera menyambut ajakan putranya untuk memeluk islam.

Maka bergabunglah keluarga yang bersahaja itu dalam bahtera Islam, yang pada masa itu para pengikutnya sangat terkekang dan disudutkan, terutama bagi mereka dari golongan rendah seperti keluarga Yasir.

Mendengar berita keislaman keluarga Yasir, orang-orang musyrikin, terutama bani Makhzum menjadi murka dan geram. Bila sahabat Rasulullah yang lain, seperti Abu Bakar, terlindungi oleh kaumnya karena kedudukannya, maka keluarga Yasir dan Sumayah setelah Bani Makhzum menabuhkan gendering perangnya terhadap Islam, taka da lagi yang dapat melindungi mereka dari hinaan dan siksaan kaum kafir quraisy. Hanya Allah lah yang dapat melindungi mereka dari segalanya. Tidaklah seseorang dikatakan beriman kecuali setelah di Uji dan diberi cobaan dalam Agama dan kehidupan mereka. Jika mereka mampu bersabar maka itulah orang-orang yang benar dan tulus keimanannya.

Masih mau lanjut gak nih sob,..? masih panjang loh kisahnya. Kita lanjut aja ya biar gak ngambang nantinya.

Itulah yang sekarang menimpa Sumayyah dan suaminya serta putranya. Orang-orang Quraisy tanpa rasa iba dan kasih saying menyeret mereka dijalanan dan membawa mereka ke padang pasir ditengah terik matahari, dengan memakaikan baju besi kepada mereka untuk menambah penderitaan mereka. Setelah keringat mereka berhenti mengalir, tubuh mereka kering, dan darah mereka mulai bercucuran, mereka dipaksa untuk kembali murtad dari Agama islam dan dipaksa untuk menghina dan mencaci Rasulullah, dan memuji Tuhan-Tuhan mereka. Namun hati-hati yang telah mendapatkan ketenangan dan kedamaian dari petunjuk Allah itu tak tergeming sedikitpun, walau disiksa dan dibunuh sekalipun. Panasnya matahari tak lagi mereka takuti, mereka lebih takut akan siksa api neraka yang berlipat-lipat lebih panas dari panasnya matahari didunia. Kejamnya para penyiksa tak lagi mereka takuti, karena mereka lebih takut kepada Allah yang maha pedih siksanya dan berkuasa atas segala sesuatu. Makin tubuh mereka disiksa makin bertambah keimanan dan penyerahan diri mereka kepada Allah.

Subhanallah,, itulah satu kisah yang semoga memotivasi kita untuk terus bisa bersabar dalam menghadapi ujian hidup ini. Tidakkah kita melihat bahwa keluarga Yasir itu baru masuk Islam dan keiimanannya masih lemah kala itu, ditambah lagi mereka harus menghadapi siksaan-siksaan yang pedih oleh kaumnya. Tapi kita yang baru di beri cobaan berupa sakit gigi aja mengeluhnya minta ampun.. hehe.. sakit juga sih tapi kan disisi lain Allah sedang menguji kesabaran kita. Ingat, jangan pernah mengeluh kawan, Allah selalu bersama hambanya yang sabar.

Demikian besar rahmat dan ganjaran yang Allah berikan bagi orang-orang yang bersabar. Pahala tanpa batas, kedudukan yang mulia, semestinya menjadika seseorang berkeinginan kuat dan terpacu untuk mewujudkan hakikat kesabaran itu sendiri, yakni kesabaran yang tiada batas.



Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar